A. HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAHLUK
INDIVIDU DAN MAHLUK SOSIAL
PENGERTIAN HAKIKAT MANUSIA
Hakekat manusia adalah sebagai berikut :
a. Makhluk yang memiliki tenga dalam yang dapat menggerakkan
hidupnya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya.
b. Individu yang memiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas
tingkah laku intelektual dan sosial.
c. Yang mampu mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu
mengatur dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
d. Makhluk yang dalam proses menjadi berkembang dan terus berkembang
tidak pernah selesai (tuntas) selama hidupnya.
e. Individu yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam
usaha untuk mewujudkan dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia
lebih baik untuk ditempati.
f.
Suatu keberadaan yang berpotensi yang perwujudanya merupakan
ketakterdugaan dengan potensi yang tak terbatas.
g. Makhluk Tuhan yang berarti ia adalah makhluk yang mengandung
kemungkinan baik dan jahat.
h. Individu yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan turutama
lingkungan sosial, bahkan ia tidak bisa berkembang sesuai dengan martabat
kemanusaannya tanpa hidup di dalam lingkungan sosial.
PENGERTIAN MANUSIA SEBAGAI MAHLUK INDIVIDU
Manusia,
mahluk dan individu secara etimologi diartikan sebagai berikut:
1. Manusia berarti mahluk yang berakal budi
dan mampu menguasai mahluk lain.
2. Mahluk yaitu sesuatu yang diciptakan
oleh Tuhan.
3. Individu mengandung arti orang seorang,
pribadi, organisme yang hidupnya berdiri sendiri. Secara fisiologis ia bersifat
bebas, tidak mempunyai hubungan organik dengan sesama.
Kata
manusia berasal dari kata manu (Sansekerta)
atau mens(Latin) yang
berarti berpikir, berakal budi, atau homo (Latin) yang berarti manusia. Istilah individu berasal
dari bahasa Latin, yaituindividum,
yang artinya sesuatu yang tidak dapat dibagi-bagi lagi atau suatu kesatuan yang
terkecil dan terbatas.
Secara
kodrati, manusia merupakan mahluk monodualis.
Artinya selain sebagai mahluk individu, manusia berperan juga sebagai mahluk
sosial. Sebagai mahluk individu, manusia merupakan mahluk ciptaan Tuhan yang
terdiri atas unsur jasmani (raga) dan rohani (jiwa) yang tidak dapat
dipisah-pisahkan. Jiwa dan raga inilah yang membentuk individu.
Manusia
juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga sanggup berdiri
sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau tidak, setiap manusia
senantiasa akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi
hakikat individualitasnya (dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). Hal
terpenting yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya adalah bahwa manusia
dilengkapi dengan akal pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi
kualitas hidupnya. Manusia adalah ciptaan Tuhan dengan derajat paling tinggi di
antara ciptaan-ciptaan yang lain.
BEBERAPA TEORI PENDEKATAN PEMAHAMAN TENTANG MANUSIA
Secara
teoritis, pemahaman tentang manusia dapat dilakukan melalui beberapa
pendekatan, antara lain:
1. Pendekatan Materialisme
Antropologi. Menjelaskan
bahwa pada hakikatnya manusia adalah materi, manusia adalah jasad yang tersusun
dari bahan-bahan material dari dunia organik.
2. Pendekatan Materialisme Biologi. Menjelaskan bahwa manusia
merupakan badan yang hidup atau organisme yang mempersatukan segala pembawaan
dan kegiatan kehidupan badan di dalam dirinya. Struktur kehidupan manusia yang
memiliki kewaspadaan indrawi berlaku juga bagi hewan. Dalam kenyataan, manusia
memang merupakan bagian dari kehidupan organik yang dapat ditelusuri dari
bentuk sub human (evolusi).
3. Pendekatan Idealisme Antropologi. Menjelaskan bahwa manusia adalah
mahluk yang memiliki unsur spiritual intelektual yang secara intrinsik tidak
bergantung pada materi. Manusia tidak dapat dijelaskan dengan satu prinsip
saja, sebab di dalam diri manusia bergabung berbagai prinsip yang menyusun
suatu pemahaman tentang dirinya secara utuh dan lengkap.
B. PERANAN MANUSIA SEBAGAI MAHLUK
INDIVIDU DAN MAHLUK SOSIAL
1. Perananan manusia
sebagai makhluk individu
Berdasarkan sifat kodrat manusia
sebagai individu,yang dapat diketahui
bahwa manusia
memilki harhat dan
martabat yang mempunyai hak-hak
dasar,dimana setiap manusiamemiliki
potensi diri yang
khas,dan setiap manusiamemiliki kepentingan untuk memenuhi kebutuhan
dirinya.
Sebagai makhluk
individu manusai berperan untuk mengwjudkan hal-hal sebagai berikut :
1. Menjaga
danmempertahankan harkat dan martabatnya 2. Mengupaya terpenuhinya hak-hak
dasarnya sebagai manusia
3. Merealisasikan
segenap potensi diri baik sisi jasmani maupun rohani
4. Memenuhi kebutuhan
dan kepentingan diri demi kesejahteraan hidupnya.
2. Peranan manusia
sebagai makhluk sosial
Manusia sebagai pribadi adalah
berhakikat social.Artinys akan senantiasa dan selalu
berhubungan dengan
orang lain.
Sebagai makhluk social
manusia terhadap norma-norma social yang
tumbuh sebagai patokan
dalam bertingkah laku
manusia dalam kelompok,norma-norma yang dimaksud adalah sebagai
berikut :
1. Norma agama atau
religi,yaitu norma yang bersumber dari Tuhan untuk umat-Nya
2. Norma kesusilaan
atau moral,yaitu yang bersumber dari hati nurani manusia untuk
mengajakan kebaikan dan
menjahui keburukan
3. Norma Kesopanan atau
adat,yaitu yang bersumber dari masyarakat atau dari lingkungan
masyarakat yang
bersangkutan
4. Norma hukum,yaitu
norma yang dibuat masyarakat secara resmi yang pemerlakuannya
dapat dipaksa
Berdasarkan hal
diatas.maka manusia sebagai makhluk social memiliki implikasip-implikasi
sebagai berikut :
1. Kesadaran akan
ketidakberdayaan bila manusia seorang diri
2. Kesadaran untuk
senatiasa dan harus berinteraksi dengan orang lain
3. Penghargaan akan
hak-hak orang lain
4. Ketaatan terhadap
norma-norma yang berlaku
Keberadaan manusia
sebagai makhluk social menjadiakan manusia melakukan peran-peran
sebagai berikut :
1. Melakukan interaksi
dengan manusia lain atau kelompok
2. Membentuk
kelompok-kelompok social
3. Menciptakan
norma-norma social sebagai pengaturan tata tertib kehidupan kelompok.
C. DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai
hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat
berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara
kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan
individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan
sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang
menggunakannya
Proses Interaksi sosial menurut Herbert Blumer
adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas dasar makna yang
dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang dimiliki sesuatu
itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya. Dan terakhir
adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan terhadap makna
dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang ketika menjumpai
sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative process
Interaksi sosial dapat terjadi bila antara dua
individu atau kelompok terdapat kontak sosial dan komunikasi. Kontak sosial
merupakan tahap pertama dari terjadinya hubungan sosial Komunikasi merupakan
penyampaian suatu informasi dan pemberian tafsiran dan reaksi terhadap
informasi yang disampaikan.
Menurut Charles P. loomis sebuah hubungan bisa
disebut interaksi jika memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1.
jumlah pelakunya dua orang atau lebih
2.
adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbul atau lambing-lambang
3.
adanya suatu demensi waktu yang meliputi ,asa lalu, masa kini,
dan masa yang akan datang .
4.
adanya tujuan yang hendak dicapai
Faktor-faktor yang mendasari berlangsungnya
interaksi sosial yaitu :
1.
Imitasi
Imitasi yaitu tindakan meniru orang lain.
Faktor imitasi mempunyai peranan sangat penting dalam proses interaksi sosial.
Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat membawa seseorang untuk
mematuhi kaidah – kaidah yang berlaku. Faktor ini telah diuraikan oleh Gabriel
Tarde yang beranggapan bahwa seluruh kehidupan sosial itu sebenarnya
berdasarkan pada faktor imitasi saja.
2. Sugesti
Sugesti ini berlangsung apabila seseorang
memberikan pandangan atau sikap yang dianutnya, lalu diterima oleh orang lain.
Biasanya sugesti muncul ketika sipenerima sedang dalam kondisi yang tidak
netral sehingga tidak dapat bewrfikir rasional.
Syarat terjadinya interaksi adalah :
1. Adanya kontak sosial
2. Komunikasi
Bentuk-bentuk Interaksi Sosial
Bentuk-bentuk interaksi sosial yang berkaitan
dengan proses asosiatif dapat terbagi atas bentuk kerja sama, akomodasi, dan
asimilasi. Kerja sama merupakan suatu usaha bersama individu dengan individu
atau kelompok-kelompok untuk mencapai satu atau beberapa tujuan. Akomodasi
dapat diartikan sebagai suatu keadaan, di mana terjadi keseimbangan dalam
interaksi antara individu-individu atau kelompok-kelompok manusia berkaitan
dengan norma-norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat.
Usaha-usaha itu dilakukan untuk mencapai suatu kestabilan. Sedangkan Asimilasi
merupakan suatu proses di mana pihak-pihak yang berinteraksi
mengidentifikasikan dirinya dengan kepentingan-kepentingan serta tujuan-tujuan
kelompok.
D. DILEMA ANTARA KEPEMTINGAN INDIVIDU
DAN KEPENTINGAN SOSIAL
Dilema anatara kepentingan individu dan
kepentingan masyarakat adalah pada pertanyaan mana yang harus saya utamakan,
kepentingan saya selaku individu atau kepentingan masyarakat tempat saya hidup
bersama? Persoalan pengutamaan kepentingan individu atau masyarakat ini memunculkan
dua pandangan yang berkembang menjadi paham/aliran bahkan ideologi yang
dipegang oleh suatu kelompok masyarakat.
1. Pandangan Individualisme
Individualisme berpangkal dari konsep bahwa
manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas. Paha mini memandang
manusia sebagai makhluk pribadi yang utuh dan lengkap terlepas dari manusia
yang lain.
Pandangan individualisme berpendapat bahwa
kepentingan individulah yang harus diutamakan. Yang menjadi sentral
individualisme adalah kebebasan seorang individu untuk merealisasikan dirinya.
Paham individualisme menghasilkan ideologi liberalisme. Paham ini bisa disebut
juga ideologi individualisme liberal.
Paham individualisme liberal muncul di Eropa
Barat (bersama paham sosialisme) pada abad ke 18-19. Yang dipelopori oleh
Jeremy Betham, John Stuart Mill, Thomas Hobben, John Locke, Rousseau, dan
Montesquieu. Beberapa prinsip yang dikembangkan ideologi liberalisme adalah
sebagai berikut.
a.
Penjaminan hak milik perorangan. Menurut paham ini , pemilikan sepenuhnya
berada pada pribadi dan tidak berlaku hak milik berfungsi sosial,
b. Mementingkan
diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan,
c.
Pemberian kebebasan penuh pada individu,
d. Persaingan
bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing.
Kebebasan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
diri bisa menimbulkan persaingan dan dinamika kebebasan antar individu. Menurut
paham liberalisme, kebebasan antar individu tersebut bisa diatur melalui
penerapan hukum. Jadi, negara yang menjamin keadilan dan kepastian hukum mutlak
diperlukan dalam rangka mengelola kebebasan agar tetap menciptakan tertibnya
penyelenggaraan hidup bersama.
2. Pandangan Sosialisme
Paham sosialisme ditokohi oleh Robert Owen
dari Inggris (1771-1858), Lousi Blanc, dan Proudhon. Pandangan ini menyatakan
bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan. Kedudukan individu hanyalah
objek dari masyarakat. Menurut pandangan sosialis, hak-hak individu sebagai hak
dasar hilang. Hak-hak individu timbul karena keanggotaannya dalam suatu
komunitas atau kelompok.
Sosialisme adalah paham yang mengharapkan
terbentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas, dan sejahtera bebas dari
penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat produksi. Sosialisme muncul
dengan maksud kepentingan masyarakat secara keseluruhan terutama yang tersisih
oleh system liberalisme, mendapat keadilan, kebebasan, dan kesejahteraan. Untuk
meraih hal tersebut, sosialisme berpandangan bahwa hak-hak individu harus
diletakkan dalam kerangka kepentingan masyarakat yang lebih luas. Dalam
sosialisme yang radikal/ekstem (marxisme/komunisme) cara untuk meraih hal itu
adalah dengan menghilangkan hak pemilikan dan penguasaan alat-alat produksi
oleh perorangan. Paham marxisme/komunisme dipelopori oleh Karl Marx
(1818-1883).
Paham individualisme liberal dan sosialisme
saling bertolak belakang dalam memandang hakikat manusia. Dari kedua paham
tersebut terdapat kelemahannya masing-masing. Individualisme liberal dapat
menimbulkan ketidakadilan, berbagai bentuk tindakan tidak manusiawi,
imperialisme, dan kolonialisme, liberalisme mungkin membawa manfaat bagi
kehidupan politik, tetapi tidak dalam lapangan ekonomi dan sosial.
Sosialisme dalam bentuk yang ekstrem, tidak menghargai manusia sebagai pribadi
sehingga bisa merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam negara komunis mungkin
terjadi kemakmuran, tetapi kepuasan rohani manusia belum tetu terjamin. Dalam
negara Indonesia yang berfalsafahkan Pancasila, hakikat manusia dipandang
memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Manusia bukanlah
makhluk individu dan sosial, tetapi manusia adalah makhluk individu
sekaligus makhluk sosial.
Referensi:
http://jhonihadi.blogspot.com/2012/01/peranan-manusia-sebagai-makhluk.html