Bahasa adalah
alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan
oleh alat ucap manusia. Bahasa menjadi sangat penting untuk kegiatan
berkomunikasi saat ini dan juga
sekaligus sebagai alat berpikir. Hal ini bisa dipahami karena apa yang
dikomunikasikan berupa buah pikiran, perasaan, dan sikap umumnya tidak lepas dari proses
berpikir. Jelaslah bahwa dalam penggunaan bahasa tersebut tidak bisa dipisahkan
dengan kegiatan berpikir. Struktur bahasa yang dapat dimengerti, sejalan dengan
jalan pikiran pendengar atau pembaca, mencerminkan jalan pikiran yang baik dari
pembicara atau penulisnya. Sebaliknya, jika struktur bahasa yang digunakan
kacau, mencerminkan jalan pikiran pembicara atau penulis yang kacau juga. Yang dimaksud dengan
jalan pikiran adalah suatu proses berpikir yang berusaha untuk
menghubung-hubungkan evidensi-evidensi menuju kepada suatu kesimpulan yang
masuk akal. Ini berarti kalimat-kalimat yang diucapkan harus bisa
dipertanggungjawabkan dari segi akal yang sehat atau singkatnya harus sesuai
dengan penalaran. Bahasa tidak bisa lepas dari penalaran maka dari itu
disini akan dibahas tentang penalaran.
Penalaran adalah
proses berpikir yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Menurut Gorys Keraf, penalaran adalah suatu
proses berpikir yang menghubungkan fakta – fakta untuk memperoleh suatu
kesimpulan yang logis. Penalaran tidak hanya dapat dilakukan dengan memakai
fakta – fakta yang polos, tetapi penalaran juga dapat menggunakan fakta – fakta
yang berbentuk pendapat atau kesimpulan. Fakta atau data yang akan dinalar
boleh benar dan boleh tidak benar. Kalimat pernyataan yang dapat dipergunakan
sebagai data itu disebut Proposisi.
Proposisi berbentuk kalimat
berita netral. Proposisi selalu berbentuk kalimat, tetapi tidak semua kalimat
adalah proposisi. Hanya kalimat deklaratif yang dapat mengandung proposisi,
karena hanya kaliamat semacam itulah yang dapat dibuktikan atau disangkal
kebenarannya. Sebuah pernyataan dapat dibenarkan bila terdapat bahan-bahan atau
fakta-fakta untuk membuktikannya. Sebaliknya sebuah pernyataan atau
proporsidapat disangkal atau ditolak bila mendapat fakta-fakta yang
menentangnya. Kalimat-kalimat tanya, perintah, harapan, dan keinginan
(desideratif) tidak pernah mengandung proposisi.
Penalaran memiliki dua metode
yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif
Penalaran Deduktif
Adalah penalaran yang bertolak dari sebuah
konklusi/kesimpulan yang didapat dari satu atau lebih pernyataan yang
lebih umum. Suatu penalaran yang
berpangkal pada suatu peristiwa umum, yang kebenarannya telah diketahui atau
diyakini, dan berakhir pada suatu kesimpulan atau pengetahuan baru yang
bersifat lebih khusus. Metode ini diawali dari pebentukan teori, hipotesis,
definisi operasional, instrumen dan operasionalisasi.
Dalam penalaran deduktif terdapat
premis, yaitu proposisi tempat menarik kesimpulan. Penarikan kesimpulan secara
deduktif dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Penarikan secara
langsung ditarik dari satu premis sedangkan penarikan secara tidak langsung
ditarik dari dua premis. Premis
pertama adalah premis yang bersifat umum sedangkan premis kedua adalah yang
bersifat khusus.
Penarikan simpulan secara
langsung
Simpulan secara langsung adalah
penarikan simpulan yang ditarik dari satu premis. Premis yaitu prosisi tempat
menarik simpulan.
Simpulan secara langsung:
1. Semua
S adalah P. (premis)
Sebagian P
adalah S. (simpulan)
Contoh:
Semua manusia
mempunyai rambut. (premis)
Sebagian yang
mempunyai rambut adalah manusia. (simpulan)
2. Semua
S adalah P. (premis)
Tidak satu pun S
adalah tak-P. (simpulan)
Contoh:
Semua pistol
adalah senjata berbahaya. (premis)
Tidak satu pun
pistol adalah senjata tidak berbahaya. (simpulan)
3. Tidak
satu pun S adalah P. (premis)
Semua S adalah
tak-P. (simpulan)
Contoh:
Tidak seekor pun
gajah adalah jerapah. (premis)
Semua gajah
adalah bukan jerapah. (simpulan)
4. Semua
S adalah P. (premis)
Tidak satu-pun S
adalah tak P. (simpulan)
Tidak satu-pun
tak P adalah S. (simpulan)
Contoh:
Semua kucing
adalah berbulu. (premis)
Tidak satu pun
kucing adalah takberbulu. (simpulan)
Tidak satupun yang
takberbulu adalah kucing. (simpulan)
Jenis penalaran deduksi yang
menarik kesimpulan secara tidak langsung yaitu
1. Silogisme
Kategorial
Silogisme Kategorial adalah Silogisme
yang terjadi dari tiga proposisi.
Premis umum :
Premis Mayor (My)
Premis khusus
:Premis Minor (Mn)
Premis simpulan :
Premis Kesimpulan (K)
Dalam simpulan terdapat subjek dan predikat.
Subjek simpulan disebut term mayor, dan predikat simpulan disebut term minor.
Contoh :
My :
Semua mahasiswa adalah lulusan SLTA
Mn :
Badu adalah mahasiswa
K :
Badu lulusan SLTA
2. Silogisme
Hipotesis
Silogisme Hipotesis adalah Silogisme yang terdiri atas premis
mayor yang berproposisi konditional hipotesis. Konditional
hipotesis yaitu bila
premis minornya membenarkan anteseden, simpulannya membenarkan konsekuen. Bila
minornya menolak anteseden, simpulannya juga menolak konsekuen.
Contoh:
My :
Jika tidak ada air, manusia akan kehausan.
Mn :
Air tidak ada.
K :
Jadi, Manusia akan kehausan.
3. Silogisme
Akternatif
Silogisme Alternatif adalah Silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa
proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya
membenarkan salah satu alternatifnya. Simpulannya akan menolak alternatif yang
lain.
Contoh :
My :
Nenek Sumi berada di Bandung atau Bogor.
Mn :
Nenek Sumi berada di Bandung.
K :
Jadi, Nenek Sumi tidak berada di Bogor.
4. Entimen.
Silogisme ini jarang ditemukan dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam tulisan maupun lisan. Yang dikemukakan hanya premis
minor dan simpulan.
Contoh : Dia menerima hadiah pertama karena
dia telah menang dalam sayembara itu.
Penalaran Induktif
Penalaran yang bertolak dari
penyataan-pernyataan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Induksi / induktif adalah suatu proses berpikir yang
bertolak dari sejumlah fenomena individual untuk menurunkan suatu kesimpulan
(inferensi).
Bentuk-bentuk Penalaran Induktif
1. Generalisasi adalah Proses penalaran yang mengandalkan beberapa
pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang
bersifat umum.
Contoh :
Jika dipanaskan, besi memuai.
Jika dipanaskan, tembaga memuai.
Jika dipanaskan, emas memuai.
Jika dipanaskan, platina memuai
Jadi, jika dipanaskan, logam memuai.
2. Analogi adalah Cara penarikan penalaran dengan
membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.
Contoh :
Nina adalah lulusan Akademi Amanah.
Nina dapat menjalankan tugasnya
dengan baik.
3. Hubungan kausal adalah penalaran yang diperoleh dari
gejala-gejala yang saling berhubungan.
Macam hubungan kausal :
a.
Sebab-
akibat.
Contoh: Hujan turun di daerah itu mengakibatkan timbulnya banjir.
b.
Akibat
– Sebab.
Contoh: Andika tidak lulus dalam ujian kali ini disebabkan dia tidak belajar
dengan baik.
c.
Akibat
– Akibat.
Contoh: Ibu
mendapatkan jalanan di depan rumah becek, sehingga ibu beranggapan jemuran di
rumah basah.
Sumber:
http://asdin-jembar-cianjur.blogspot.com/2009/01/deskripsi-dan-analisis-kesalahan.html
bahasaIndonesia/Sepitri