Kamis, 12 Januari 2012

Pencuri cilik


Akhir-akhir ini sering sekali diberitakan anak dibawah umur mencuri yang berujung dengan jeruji besi. Meskipun barang yang dicuri tidak seberapa nilainya. Seperti kasus yang menimpa anak di daerah NTT yang dituduh mencuri bungga oleh ibu angkatnya. Bila ditinjau kembali kasus ini memang sangat sepele, dibandingkan dengan kasus pembobolan dan korupsi hingga berpuluh-puluh milyar jumlahnya. Namun yang sangat disayangkan adalah prilaku si anak, yang dari kecil sudah berani mencuri bagaimana sudah besar nanti.
Anak kecil umumnya memiliki keinginan alamiah untuk mendapatkan semua yang mereka inginkan. Sebab dasar dari sifat mencuri adalah ketidakjujuran seseorang. Hal ini tentu saja dapat dicegah dengan membiasakan diri melalukan yang baik dalam rumah khususnya dalam keluarga.
Penyebab  keberanian anak sendiri untuk mencuri yaitu:
1. Adanya keinginan untuk memiliki.
Karena keinginan untuk memiliki begitu menggoda, maka anak melakukan pencurian. Keinginan ini dapat timbul karena anak sering kurang mampu menguasai diri. Ini biasa terjadi bila anak terlalu dilindungi. Anak akan lebih sering lagi mencuri bila orang tua tidak menyelidiki mengapa barang atau uang dalam rumah sering hilang, atau ibu tahu anak telah mengambil barang di toko, lalu dibayarkan secara diam-diam. Dengan demikian anak semakin terjerumus ke dalam kebiasaan yang buruk. Penyebab lain bisa karena anak lahir dari keluarga miskin. Kemiskinan telah merisaukan dirinya. Apa yang menjadi kebutuhannya tidak dapat terpenuhi, selain dengan mencuri.
2. Tidak ada pendidikan moral dalam keluarga.
Dalam keluarga harus ada pendidikan moral yang benar. Sekalipun pada hal-hal yang kecil, namun bila disertai dengan ketamakan akan merangsang anak untuk mencuri, baik itu mencuri bunga, buah, alat-alat atau barang-barang milik orang lain. Tidak adanya pendidikan moral dalam keluarga akan mudah menjadikan anak-anak mempunyai kebiasaan mancuri.
3. Sekadar menarik perhatian.
Ada anak yang mencuri karena ingin menarik perhatian orang tua atau gurunya. Apabila ia tidak dapat memperoleh perhatian dengan cara yang benar, maka ia melakukannya dengan cara mencuri untuk memperoleh perhatian itu. Upaya menarik perhatian itu meskipun negatif, bahkan mungkin ia dimarahi atau dihukum, tetapi konsekuensi itu lebih baik daripada tidak diperhatikan. Tindakan pencurian ini lebih karena unsur kekurangan moral ketimbangan masalah kejiwaan.
4. Mengharapkan untuk diterima.
Kadangkala ada anak yang memiliki perasaan rendah diri, tetapi sangat berharap untuk dapat diterima, namun tidak ada bakat yang menonjol atau paras muka yang cakap yang dapat dijadikan alasan untuk diterima. Oleh karena itu supaya dapat diterima sebagai teman, ia lalu mencuri uang dan dengan uang curian, ia mengundang makan dan memegahkan diri di hadapan teman-temannya.
5. Terperangkap oleh jiwa yang memberontak.
Anak merasa tidak puas setelah ditegur dan dihukum oleh orang tua atau guru, lalu mencuri untuk melawan. Ada juga anak yang karena merasa ayah dan ibunya lebih mencintai saudara yang lain, ia mencuri untuk melawan.
6. Ingin menonjolkan rasa kebersatuan.
Karena ingin menonjolkan rasa kebersatuan yang tinggi, seorang anak melakukan pencurian bersama-sama dalam satu kelompok. Dalam kelompok itu, mereka merasakan adanya suasana kebersamaan dan juga timbulnya rasa kebanggaan terhadap kepahlawanan seseorang sehingga mencuri dianggap sebagai terobosan untuk menikmati kebahagiaan.
7. Gejala penyakit.
Mencuri merupakan gejala penyakit. Ini mungkin terjadi karena konflik dalam jiwanya sehingga mengalami karakter yang terbagi dan perilakunya berbeda dengan biasanya.

Ketika anak tertangkap basah mencuri, reaksi orang tua mesti dikontrol. Itu bergantung pada apakah kejadian itu pertama kali atau memang sudah ada pola perilaku mencuri sebelumnya
Dengan anak yang berusia masih sangat muda, orang tua mesti membantu memberi pemahaman, mencuri adalah salah. Mencuri adalah mengambil barang tanpa ijin atau membayar, itu akan melukai orang lain.

sumber:
http://viking-trisna.blogspot.com/2009/12/penyebab-masalah-anak-mencuri-sebab.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar